Tips & Trik Menjadi Comic Stand Up Comedy yang Sukses dan Terkenal

Awali dengan Bismillah dulu yakannnn.


1. Melawan Demam Panggung.
Menjadi lucu di antara teman-teman hanya memerlukan bakat jenaka. Tapi melucu di hadapan orang-orang tak dikenal memerlukan mental yang kuat untuk melawan demam panggung yang acap mengganggu konsentrasi. Anggap saja Anda adalah orang ternama dan mereka yang menonton adalah penggemar Anda. Dengan begitu, setidaknya Anda bisa lebih santai.

2. Menyiapkan Materi Yang Matang.
Anda memiliki bakat melucu yang spontan. Tapi tetap saja, bakat ini dapat meredup seketika ketika Anda dituntut melucu dalam suatu batas waktu. Target tiap satu menit berbicara, rata-rata harus menghasilkan 4-5 tawa penonton. Tanpa didukung materi dan persiapan, apakah Anda yakin bisa lolos dari cercaan penonton yang mengatakan bahwa Anda tidak lucu?

3. Membantuk Karakter.
Seorang penghibur tentu dan mutlak memiliki karakter. Tak terkecuali untuk menjadi seorang comic. Jika Anda ingin dikenal dan eksis dalam jangka waktu yang lama, sebuah karakter yang menguatkan Anda di panggung mutlak dibutuhkan. Karakter bisa muncul secara alami atau dibentuk sesuai dengan pendekatan jati diri Anda.

4. Memainkan Intonasi Secara Tepat.
Tidak munbkin kita mengundang tawa penonton untuk setiap kata yang keluar dari mulut kita. Dan tidak mungkin juga kita langsung mengucapkan poin lawakan utama tanpa ada penyampaiannya. Dibutuhkan intonasi dalam memainkan kata dan kalimat agar tersambung sempurna serta terserap penonton sesuai dengan apa yang memang kita rencanakan. Permainan mimic, bahasa tubuh hingga property pendukung diperlukan untuk membuat sukses hal ini.

5. Menjadi Berbeda.
Yang paling bahaya ketika kita berbicara referensi yang rata-rata berasal dari profil kegemaran kita adalah saat kita meniru habis-habisan orang itu. Perlu diingat, penonton bisa merasa bosan. Pertunjukkan yang berbeda serta berbobot adalah modal kita untuk dapat diminati oleh penonton di tiap waktunya.

6. Hindari Sarkasme.
Terlalu biasa pada jati diri lawakan d Indonesia untuk bertindak sarkasme atau kasar (sebagai contoh negatif adalah kasus Olga Syahputra-RED). Biasanya akan menjadi sebuah lelucon yang memancing pingkal tawa penonton secara spontan. Tapi, permasalahannya adalah, penonton tak hanya muncul dari kaum dewasa, tapi juga usia remaja hingga anak-anak. Sarkasme boleh saja, tapi mungkin harus dikemas dengan sesuatu penyampaian yang lebih cerdas.

7. Interaksi Dengan Penonton.
Perlu ditegaskan bahwa kita berbicara di panggung tak sekedar monolog absolut. Tapia da sebuah interaksi emosi dengan penonton. Dan inilah kunci keberhasilan untuk menimbulkan kesan dari materi kita. Coba lihat reaksi penonton, jika terjadi salah penyampaian yang akhirnya menyebabkan lawakan menjadi tidak lucu, coba bangun interaksi lagi agar konsentrasi penonton dapat kembali sehingga pesan kita tersampaikan dengan sempurna.

8. Berdoa.
Naungan Tuhan adalah mutlak. Sebelum tampil, cobalah berdoa sejenak agar kita terhindar dari hal-hal yang dapat menggagalkan pertunjukkan kita.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

artikel iklan