Mengenal Dasar Stand Up Comedy

Kemampuan menulis materi stand up comedy adalah hal paling dasar yang harus dimiliki seorang stand up comedian, materi inilah nantinya yang akan menjadi senjata utama seorang comic di atas panggung. Seorang stand up comedian harus menulis materi, karena stand up comedy bukanlah menceritakan cerita lucu, tapi membawakan sebuah opini, yang berasal dari sebuah hal yang dilihat dari sudut pandang komedi. Sebuah joke dalam stand up comedy dikenal dengan istilah Bit. Secara struktur, Bit terdiri dari 2 komponen utama, yaitu Setup (bagian pengantar sebuah joke) dan Punchline(bagian yang membuat orang tertawa). Setupadalah bagian yang memang bukan untuk membuat orang tertawa, tapi Setup diperlukan sebagai penghubung untuk menggiring perhatian audiens menuju Punchline yang akan dilempar. Jadi bisa dibilang, Setup inilah yang pada akhirnya akan menjadi alasan audiens, kenapaPunchline-nya terdengar lucu.
Contoh sebuah Bit dalam stand-up comedy adalah sebagai berikut:
Setup:
Gua ngerasa, sejak ada kamera digital, cewe-cewe tuh jadi suka bikin kesel kalo minta difotoin, tiap abis difotoin, selalu minta diulang
Punchline:
Alasannya selalu sama.. "kayanya pipi aku keliatan gendut deh.. dll"
Joke di atas merupakan contoh sebuah Bit sederhana, yang lucunya juga mungkin sederhana. Kenapa sederhana? karena kita masih bisa menambahkan Punchline kedua, ketiga dan seterusnya untuk memperkuat joke tersebut. Jadi yang tadinya penonton tertawa hanya sekali, bisa jadi dua kali atau tiga kali, bahkan jika sudah pada level yang sangat lucu, audiens biasanya bukan hanya tertawa, tapi juga mem
Punchline 1:
Alasannya selalu sama.. "kayanya pipi aku keliatan gendut deh, bisa diulang ga?.."
Punchline 2:
Gua curiga cewe-cewe kaya gini, kalo foto rontgen juga minta diulang. Alasannya sama.. "dok, kayanya tulang belikat aku gendut deh, bisa diulang ga?"
Bit yang kedua terasa lebih kuat Punchline-nya, karena ada penambahan penekanan pada Punchline, yang membuat keresahan si comic jadi lebih tergambarkan dengan jelas. Secara tidak langsung, audiens menjadi lebih merasakan kekesalan si comic terhadap perempuan yang dia ambil fotonya, hal ini yang akan membuat audiens kembali tertawa bahkan bisa lebih keras dari Punchline yang pertama, karena ia merasa dibombardir oleh Punchline yang berurutan dan saling terkait.
Tipe joke di atas adalah tipe joke observational, dimana comic membahas tentang hal yang terjadi di sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari. Saya termasuk comic yang menyukai tipe joke seperti ini, karena saya merasa joke observational lebih terasa dekat dengan audiens, karena mereka pasti pernah mengalami hal yang sama. Ketika mereka tertawa, maka kita bersama-sama menertawakan diri kita sendiri, dan itu sangatlah menyenangkan.
Dalam mencari ide, saya biasanya selalu membawa sebuah notes kemanapun saya pergi. Bentuknya bisa buku atau smartphone. Ini berguna untuk mencatat apapun yang tiba-tiba saya temui dan sekiranya menurut saya itu bisa menjadi sesuatu hal yang lucu jika dibahas. Istilahnya, saya mencatat Premis-nya dulu, belum joke-nya. Joke-nya bisa dikembangkan saat saya memikirkan lebih jauh lagi tentang Premistersebut. Kalau dari contoh Bit di atas, Premisnya adalah "Sejak ada kamera digital, cewe itu jadi ngeselin kalo minta difotoin". Premis adalah sebuah dasar pemikiran atau bisa juga berupa opini, sementara jokeyang saya buat akan menjadi alasan kenapa saya memiliki pemikiran seperti itu.
Sebetulnya masih banyak teknik-teknik lain dalam menulis materi komedi, namun menurut saya, Setupdan Punchline adalah kunci utama sebuah joke. Jadi untuk awal, hal inilah yang perlu dibuat sematang mungkin, nanti dengan perlahan teknik lainnya bisa menyusul dan dipelajari sambil jalan. Karena kalau menurut saya, percuma tekniknya macam-macam kalau Punchline-nya tidak lucu :D
gian pertama ini adalah tentang “Struktur dan Teknik dalam Stand Up Comedy”


Struktur Dasar Joke
Sebuah joke terdiri dari 2 bagian : Set Up dan Punch Line
Set Up adalah bagian pertama dari joke yang mempersiapkan tawa. Di bagian ini berisi cerita dengan target seorang penonton mengharapkan sesuatu.
Punch Line adalah bagian kedua dari joke yang berisi tawa. Di bagian ini berisi kalimat yang mem”belok”kan harapan pada Set Up. Tawa tercipta karena pembelokan ini.

Cth : Gue g homo! Cowok gue yang homo! – Mongol
“Gue g homo” adalah set up yang menunjukkan penolakan terhadap tuduhan bahwa mongol adalah homo.
“Cowok gue yang homo” adalah punch line yang “ternyata” dia adalah homo. Menghasilkan tawa karena membelokkan statement set up.

Teknik



One Liner
Adalah bit singkat yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat saja. Contoh di atas adalah termasuk one liner. One liner susah karena set up yang dihantarkan harus secepatnya memancing harapan penonton.
Cth lain : Katanya Aa Gatot Brajamusti pernah main film misteri. Ada yang pernah nonton? Sama, saya juga tidak pernah. Di situlah letak misterinya – pandji

Call back
Adalah teknik yang menggunakan punch line dari set up yang sudah disampaikan dulu, untuk set up lain beberapa bit berikutnya.
Cth : joke 1 (set up1, punch1) – joke 2 (set up2, punch2) – joke 3 (set up 3, punch3) – joke 4(set up, punch1)

Rule of three
Adalah teknik tiga angka. Set up yang digunakan adalah 2 kalimat awal, yang ketiga adalah punch line. Jadi normal,normal, gila.
Cth : Ngajarin radityadika ngelawak itu kayak ngajarin melly bikin lagu, dedy cara main sulap, atau ngajarin syahrini cara bedakan – ryan

Act Out
Adalah menunjukkan dengan gerakan. Act out sering digunakan dalam standup comedy karena mudah dan keberhasilan tinggi. Biasanya Act out sebagai punch nya.
Cth : Kalau laper jangan ngetweet, apa berharap tiba-tiba keluar makanan dari laptopnya (kemudian menunjukkan gerakan makanan keluar dari laptop) – kisfendie

Impersonation
Adalah menirukan sosok yang sudah terkenal. Tenik ini biasanya mengambil gaya bicara, gerakan, atau kata-kata khas.
Cth : Hay guuuuyysss! – McDanny impersonate ikang fauzi

Comparisons
Adalah joke dengan membandingkan sesuatu dengan suatu yang lainnya.
Cth : Mhs STIS beda signifikan saat habis keluar uang ID dan sebelum keluar uang ID. Habis keluar uang ID diajak jalan “oke, ayo langsung” kalau sebelum keluar uang ID “waduh, lagi ada tugas nih” - kisfendie

Riffing
Adalah mengajak penonton untuk berinteraksi. Biasanya menjadikan penonton sebagai objek joke. Hati-hati menggunakan riffing karena sering gagal atau mungkin menyinggung perasaan penonton.
Cth : *pandji melihat penonton menggunakan kaos MU dengan nama Rooney*
Di belakangnya namanya Rooney, tapi kok di depan mukanya Runyam? – pandji

Gimmick
Adalah alat bantu atau hal lain di luar stand up comedy yang digunakan untuk joke. Biasanya sebagai punch line
Cth :
Sekarang hiburan g berkualitas, akhirnya hiburan sederhana jadi istimewa, seperti *kemudian gangnam style* - kisfendie

Heckler
Adalah pengganggu dalam stand up. Heckler biasanya berteriak saat set up sedang dibawakan, meneriakkan punch line sebelum comic mengutarakannya, atau bahkan menyuruh comic untuk turun dengan kalimat “Huu... atau Turunnnn”. Heckler harus diatasi sehingga dia tidak mengganggu comic. Biasanya cara mengatasinya adalah menjadikannya bahan joke dengan sedikit menghina agar dia diam.
Cth : Tolong dong kalau habis boker disiram, ngambang nih dari tadi *sambil nunjuk heckler* - pandjiberikan tepuk tangan. Teknik ini biasa disebut double punchlines.
Berikut adalah contoh penguatan Punchline untuk joke di atas:
Setup:
Gua ngerasa, sejak ada kamera digital, cewe-cewe tuh jadi suka bikin kesel kalo minta difotoin, tiap abis difotoin, selalu minta diulang

Pandji Pragiwaksono dikenal sebagai salah satu comic dengan skill riffing paling mengerikan. Berikut sharing soal riffing, langsung dari akun twitternya, @pandji:
#riffing adalah ketika seorang comic ngobrol penonton dengan tujuan menggali tawa dari penonton tersebut.
Banyak orang pikir#riffing itu spontan, entah untuk orang lain, tapi untuk gue, sekitar 60% riffing gue itu sudah disiapkan/terlatih.
Banyak yang bilang #riffing itu “making something out of nothing”. Sebenarnya, itu ilusinya, karena realitanya, riffing itu sebenarnya sudah dilatih.
Istilahnya, #riffing itu “rehearsed spontanity”. Secara umum dalam stand-up juga kita harus latih diri untuk bisa bawakan bit-bit kita seakan spontan dan segar.
Beberapa #riffing gue, pada awalnya memang spontan. Tapi setelah itu, kalau sukses menuai tawa sering gue pake dikesempatan-kesempatan lain.
Salah satu #riffing-an standar gue: “Tinggal di mana?”. Nanti jawaban mereka akan gue tutup dengan beberapa punchline disesuaikan dengan jawaban dia.
Contoh sederhana, misalnya gue nanya: “Tinggal di mana?” | Penonton: “Bintaro” | Gue: “Pantesan muka lo jauh kayak rumah lo” #riffing
Jatohnya #riffing juga tetap menggunakan set-up + punchline. Bedanya, set-upnya dipancing dari jawaban si penonton, punchline-nya dari kita.
Ada juga #riffing yang spontan, agak susah & beresiko. Banyak yang mau spontan riffing tapi gagal bikin ketawa, akhirnya cuma tanya-jawab biasa tanpa tawa.
Mind-set kalo mau #riffing spontan: Setiap org pasti lucu, tinggal kita temukan dimana kelucuannya. Jangan mikir “gimana caranya bikin dia lucu”.
Menemukan kelucuan dalam diri seorang penonton bisa dilihat dari penampilan, atau dari fakta-fakta tentang dirinya yang kita tanya #riffing
Tapi #riffing harusnya jadi pelengkap bukan sebagai suguhan utama. Kadang gue suka kebablasan nge-riffing & ngeluarin bitnya malah dikit.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

komentar

artikel iklan